Kamis, 30 Desember 2021

Audio ke-120 : Pembahasan tentang Duduk di Antara Dua Sujud Bag 03 : Bacaan yang Dibaca di dalamnya

╔══❖•ೋ°📖° ೋ•❖══╗
                     Whatsapp              
         Grup Islam Sunnah | GiS
          *☛ Pertemuan ke-120*
╚══❖•ೋ°👥° ೋ•❖══╝

🌏 https://grupislamsunnah.com/

🗓 JUM'AT
        27 Jumadil Awwal 1443 H
        31 Desember 2021 M

👤  Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny M.A. حفظه الله تعالى 

📚  *Kitab Shifatu Sholatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Minattakbiri ilattaslim ka-annaka Taroha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir sampai Salamnya seakan-akan Anda Melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani -Rahimahullah.* 

💽 Audio ke-120 : Pembahasan tentang Duduk di Antara Dua Sujud Bag 03 : Bacaan yang Dibaca di dalamnya  

══════════════════ 

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
الْحَمْدُ لِلهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. 

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus, kitab yang ditulis oleh Asy Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu Ta'ala. Kitab tersebut adalah kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Minattakbiri ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi ﷺ Mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).


Jamaah sekalian rahimani wa rahimakumullah, 
Kita beralih ke pembahasan yang dibawakan oleh Syaikh Albani rahimahullahu Ta'ala yang masih berkaitan dengan duduk di antara dua sujud. Pembahasan tentang bacaan yang dibaca pada duduk di antara dua sujud. Apa yang disunnahkan untuk kita baca ketika kita dalam posisi duduk di antara dua sujud. 

Beliau membawakan pembahasan ini, beliau beri judul: 

[ الْأَذْكَارُ بَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ  ] 

- Dzikir-dzikir yang Dibaca di Antara Dua Sujud -


Beliau mengatakan, 

وَكَانَ ﷺ يَقُوْلُ فِيْ هَذِهِ الْجَلْسَةُ : 

Dahulu Rasulullah ﷺ di dalam duduk ini membaca: 

١ -  ❲ اللّٰهُمَّ (وَفِي لَفْظٍ : رَبِّ) اغْفِرْ لِي، وَارْحَمْنِي، [ وَاجْبُرْنِي ] ، [ وَارْفَعْنِي ] ، وَاهْدِنِي، [ وَعَافِنِي ] ، وَارْزُقْنِي ❳ 

Bacaannya sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Albani di sini: 

• Yang pertama bisa memakai [ اللهم ] 'Allahumma'  
• Bisa juga memakai [ رَبِّ ] 'Rabbi' 

Kalau memakai [ اَللَّهُمَّ ] berarti: 

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي، وَارْحَمْنِي، [ وَاجْبُرْنِي ] ، [ وَارْفَعْنِي ] ، وَاهْدِنِي، [ وَعَافِنِي ] ، وَارْزُقْنِي. 

Kalau pakai [ رَبِّ ] berarti: 

رَبِّ اغْفِرْ لِي، وَارْحَمْنِي، [ وَاجْبُرْنِي ] ، [ وَارْفَعْنِي ] ، وَاهْدِنِي، [ وَعَافِنِي ] ، وَارْزُقْنِي. 

Allahumaghfirlii [ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ] 
artinya "ya Allah, ampuni aku" 

Rabbighfirlii [ رَبِّ اغْفِرْ لِي ]
artinya "wahai Rabbku, ampuni aku" 

warhamnii [ وَارْحَمْنِي ]
"berikan rahmat kepadaku"
warhamni: "berikan rahmat atau kasih sayang kepadaku" 

wajburnii [ وَاجْبُرْنِي ]
artinya "tutupilah kekurangan-kekurangku" 

warfa'nii [ وَارْفَعْنِي ] 
"angkatlah derajatku" 

wahdinii [ وَاهْدِنِي ]
"berikan aku petunjuk" 

wa 'aafinii [ وَعَافِنِي ] 
"berikan aku keselamatan" 

warzuqnii [ وَارْزُقْنِي ] 
"berikan aku rezeki" 

Jamaah sekalian rahimani rahimakumullah, 
Sungguh kandungan doa yang disunnahkan untuk kita baca di duduk di antara dua sujud ini, sesuatu yang sangat kita butuhkan. Semuanya. 

- Ampunan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala; siapa yang tidak membutuhkannya? Kita semuanya sangat membutuhkannya. 

- Rahmat Allah; siapa yang tidak membutuhkannya? 

- Penutup kekurangan yang ada pada kita; siapa yang tidak membutuhkannya? 
Kita ingin Allah Subhanahu wa Ta'ala menutup kekurangan-kekurangan kita. 

- Kemudian derajat yang tinggi; kita semuanya membutuhkannya, sangat membutuhkannya. 

- Hidayah; siapa yang tidak membutuhkan hidayah.

- Kemudian keselamatan; siapa yang tidak membutuhkan keselamatan. Keselamatan dunia, keselamatan akhirat, kita minta saat duduk di antara dua sujud. 

- Kemudian rezeki; siapa yang tidak ingin diberikan rezeki oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Jamaah sekalian rahimani warahimakumullah, 
Amalkanlah doa ini. Bacalah doa ini di duduk di antara dua sujud. 

Bacaannya: 

رَبِّ اغْفِرْ لِي، وَارْحَمْنِي،  [ وَاجْبُرْنِي ] ، [ وَارْفَعْنِي ] ، وَاهْدِنِي، [ وَعَافِنِي ] ، وَارْزُقْنِي. 

وَتَارَةً يَقُوْلُ : 

Kadang-kadang Beliau membaca: 

٢ - ❲ رَبِّ اغْفِرْ لِيْ ، رَبِّ اغْفِرْ لِيْ ❳ 

"Wahai Rabbku, ampuni aku. Wahai Rabbku, ampuni aku." 

Hanya itu saja. Di catatan kaki, beliau mengatakan boleh juga seseorang mengulanginya sampai tiga kali, jadi 

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ , رَبِّ اغْفِرْ لِيْ , رَبِّ اغْفِرْ لِيْ .

Dan boleh juga mengganti Rabbi ( رَبِّ ) dengan Allahumma ( اللّٰهُمَّ ), berarti: 

اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِيْ , اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِيْ . 

Bisa dua kali, bisa juga tiga kali. 

وَكَانَ يَقُوْلُهُمَا فِيْ ❲ صَلَاةِ اللَّيلِ ❳ 

"Dan Beliau membaca keduanya di shalat malam" 

Jamaah sekalian rahimani wa rahimakumullah, 
Yang Beliau lakukan di shalat sunnah pada asalnya boleh dilakukan di shalat wajib. Kecuali ada dalil yang membedakan antara shalat sunnah dengan shalat wajib. Selama tidak ada dalil yang membedakan antara shalat sunnah dengan shalat wajib, maka hukum keduanya sama. 

Yang Beliau lakukan di shalat sunnah, itu juga bisa dilakukan di shalat wajib. Sebaliknya juga demikian. Yang Beliau lakukan di shalat wajib, maka pada asalnya bisa dilakukan di shalat sunnah kecuali ada dalil yang membedakannya. 

Saya contohkan, misalnya duduk. Shalat dalam keadaan duduk, di shalat sunnah boleh tapi di shalat wajib tidak boleh. 
Shalat di atas kendaraan; itu di shalat sunnah boleh, tapi di shalat wajib pada asalnya tidak dibolehkan kecuali dalam keadaan-keadaan yang sangat mendesak sekali. 

Dibedakan hukum di antara keduanya.
Kenapa?
Karena ada dalil yang membedakannya. Selama tidak ada dalil yang membedakannya maka hal-hal yang disyariatkan di shalat wajib, itu juga disyariatkan di shalat sunnah. Begitu pula sebaliknya, hal-hal yang disyariatkan di shalat sunnah, itu bisa dilakukan di shalat wajib atau disyariatkan juga di shalat wajib. Wallahu Ta'ala A'lam. 

_____ 

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Ala. 

Dan InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang. 


وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ. 

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════  

📣 Official Account Grup Islam Sunnah 

📱 Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
📷 Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
🌐 WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
📧 Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
🎥 YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

Rabu, 29 Desember 2021

Audio ke-119 : Pembahasan tentang Duduk di Antara Dua Sujud Bag 02: Duduk Iq'a dan Tumakninah di dalamnya

╔══❖•ೋ°📖° ೋ•❖══╗
                     Whatsapp              
         Grup Islam Sunnah | GiS
          *☛ Pertemuan ke-119*
╚══❖•ೋ°👥° ೋ•❖══╝

🌏 https://grupislamsunnah.com/

🗓 KAMIS
        26 Jumadil Awwal 1443 H
        30 Desember 2021 M

👤  Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny M.A. حفظه الله تعالى 

📚  *Kitab Shifatu Sholatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Minattakbiri ilattaslim ka-annaka Taroha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir sampai Salamnya seakan-akan Anda Melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani -Rahimahullah.* 

💽 Audio ke-119 : Pembahasan tentang Duduk di Antara Dua Sujud Bag 02: Duduk Iq'a dan Tumakninah di dalamnya    

══════════════════ 

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
الْحَمْدُ لِلهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. 

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus, kitab yang ditulis oleh Asy Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu Ta'ala. Kitab tersebut adalah kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Minattakbiri ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi ﷺ Mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).


Jamaah sekalian rahimani wa rahimakumullah, 
Kita beralih ke pembahasan yang dibawakan oleh Syaikh Albani rahimahullahu Ta'ala yang masih berkaitan dengan duduk di antara dua sujud. 

Beliau memberikan penjelasan kepada kita bahwa ada duduk di antara dua sujud yang juga dibolehkan karena pernah dilakukan oleh Nabi kita Muhammad ﷺ , dan caranya bukan dengan cara iftirasy tapi caranya dengan _iq'a_. 

Beliau mengatakan, 

[ الْإِقْعَاءُ بَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ ] 

- Duduk di Antara Dua Sujud secara Iq'a - 


Syaikh Albani mengatakan, 

وَ ❲ كَانَ - أَحْيَانًا - يُقْعِيْ ❳ 

"Dahulu Rasulullah ﷺ terkadang duduk dengan cara iq'a." 

Apa itu duduk dengan cara iq'a? 
Beliau katakan,
[ يَنْتَصِبُ عَلَى عَقِبَيْهِ ] 

"Beliau duduk di atas tumitnya" 

[ وَصُدُوْرِ قَدَمَيْهِ ] 

"dan di dada telapak kakinya." 

Dada telapak kaki itu berarti telapak kaki yang bagian bawah. Intinya, telapak kakinya itu dijadikan dalam posisi berdiri, kemudian Beliau duduk di atas tumitnya. Itulah duduk iq'a. Dan dahulu Rasulullah ﷺ terkadang duduk di antara dua sujud dengan cara ini. 

Itu menunjukan bahwa ini merupakan alternatif lain dalam duduk di antara dua sujud. Iftirasy, itu kebiasaan Rasulullah ﷺ namun bukan berarti kita harus iftirasy terus. Kita diberikan pilihan untuk duduk secara iq'a. 

▫️Masalah yang selanjutnya adalah masalah wajibnya tumakninah di antara dua sujud. 

Syaikh Albani rahimahullahu Ta'ala mengatakan, 

[ وُجُوْبُ الِاطْمِئْنَانِ بَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ ] 

- Wajibnya Tumakninah dalam Duduk di antara Dua Sujud -


Beliau mengatakan, 

وَ ❲ كَانَ ﷺ يَطْمَئِنُّ حَتَّى يَرْجِعَ كُلُّ عَظْمٍ إِلَى مَوْضِعِهِ ❳، 

"Dahulu Rasulullah ﷺ tumakninah di dalam duduk di antara dua sujudnya sampai semua tulang kembali ke posisinya masing-masing," 

وَأَمَرَ بِذٰلِكَ ❲ الْمُسِيْءَ صَلَاتَهُ ❳ 

"dan Beliau memerintahkan hal tersebut kepada orang yang tidak baik shalatnya." 

Kata-kata Beliau [ وَأَمَرَ ] "Beliau memerintahkan" di sini menunjukkan bahwa tumakninah merupakan kewajiban. Kenapa?
Karena pada asalnya perintah itu menunjukkan hukum wajib. Ketika Rasulullah ﷺ memerintahkan tumakninah kepada orang yang tidak baik shalatnya, maka itu menunjukkan bahwa tumakninah itu harus dilakukan dan itu merupakan rukun dalam shalat. 

وَقَالَ لَهُ : 

Beliau ﷺ mengatakan kepada orang yang tidak baik shalatnya: 

❲ لَا تَتِمُّ صَلَاةُ أَحَدِكُمْ حَتَّى يَفْعَلَ ذٰلِكَ ❳. 

"Tidak sempurna shalat salah seorang dari kalian sampai dia melakukan hal tersebut (yaitu tumakninah)."

❲ وَكَانَ يُطِيْلُهَا حَتَّى تَكُوْنَ قَرِيْبًا مِنْ سَجْدَتِهِ ❳ 

"Dan dahulu Rasulullah ﷺ memanjangkan duduk di antara dua sujudnya sehingga lamanya mendekati lama sujudnya." 

Sehingga lama duduknya di antara dua sujud itu mendekati lama sujud Beliau. 

وَأَحْيَانًا ❲ يَنْكُثُ حَتَّى يَقُوْلَ الْقَائِلُ : قَدْ نَسِيَ  ❳ 

"Terkadang Beliau duduk di antara dua sujudnya lama sekali sampai-sampai orang yang melihatnya mengatakan: Beliau sedang lupa" 

Ini kadang-kadang. 
Ketika dikatakan "kadang-kadang", menunjukkan ini juga dibolehkan, karena Rasulullah ﷺ tidak mungkin melakukan sesuatu yang tidak dibolehkan tanpa ditegur oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Dan ini dikatakan oleh Syaikh Albani rahimahullahu Ta'ala "kadang-kadang". Menunjukkan bahwa kebiasaan duduk di antara dua sujud Beliau adalah duduk yang lamanya mendekati lama sujudnya. Adapun duduk Beliau yang sangat lama sampai orang mengatakan Beliau lupa, maka ini kadang-kadang saja. 
Wallahu A'lam. 

____ 

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Ala. 

Dan InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang. 

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ. 

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════  

📣 Official Account Grup Islam Sunnah 

📱 Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
📷 Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
🌐 WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
📧 Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
🎥 YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

Selasa, 28 Desember 2021

Audio ke-118 : Pembahasan tentang Duduk di Antara Dua Sujud

╔══❖•ೋ°📖° ೋ•❖══╗
                     Whatsapp              
         Grup Islam Sunnah | GiS
          *☛ Pertemuan ke-118*
╚══❖•ೋ°👥° ೋ•❖══╝

🌏 WebsiteGiS: https://grupislamsunnah.com/

🗓 RABU
        25 Jumadil Awwal 1443 H
        29 Desember 2021 M

👤  Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny M.A. حفظه الله تعالى 

📚  *Kitab Shifatu Sholatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Minattakbiri ilattaslim ka-annaka Taroha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir sampai Salamnya seakan-akan Anda Melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani -Rahimahullah.* 

💽 Audio ke-118 : Pembahasan tentang Duduk di Antara Dua Sujud   

══════════════════ 

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
الْحَمْدُ لِلهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. 

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus, kitab yang ditulis oleh Asy Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu Ta'ala. Kitab tersebut adalah kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Minattakbiri ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi ﷺ Mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).


Beliau mengatakan, 

ثُمَّ ❲ يَفْرِشُ رِجْلَهُ الْيُسْرَى فَيَقْعُدُ عَلَيْهَا [ مُطْمَئِنًّا ] ❳ 

"Kemudian ketika duduk di antara dua sujud, Beliau duduk dengan cara iftirasy.
Beliau membentangkan kaki kirinya untuk diduduki dan Beliau duduk dalam keadaan tumakninah." 

Tumakninah itu tenang. Ketika semua sendi kita tenang dalam posisi tertentu, itulah tumakninah. 

وَأَمَرَ بِذَالِكَ ❲ الْمُسِيْءَ صَلَاتَهُ ❳ 

"Dan Beliau memerintahkan hal tersebut kepada orang yang tidak baik shalatnya." 

فَقَالَ لَهُ : ❲ إِذَا سَجَدْتَ فَمَكِّنْ لِسُجُوْدِكَ ❳ 

Rasulullah ﷺ mengatakan kepadanya (kepada orang yang tidak baik shalatnya), "Apabila engkau sujud maka mantapkan sujudmu". 

❲ وَإِذَا رَفَعْتَ فَاقْعُدْ عَلَى فَخِذِكَ الْيُسْرَى ❳ 

"Kemudian apabila engkau mengangkat kepalamu dari sujud, maka duduklah di atas pahamu yang sebelah kiri." 

Di atas pahamu yang sebelah kiri, maksudnya, duduklah dengan cara iftirasy. 

وَ ❲ كَانَ يَنْصِبُ رِجْلَهُ الْيُمْنَى ❳ 

Dan dahulu Rasulullah ﷺ ketika dalam posisi duduk di antara dua sujud, Beliau menjadikan kaki kanannya dalam posisi berdiri. 

Beliau menjadikan kaki kanannya dalam posisi berdiri. 

وَ ❲ كَانَ يَنْصِبُ رِجْلَهُ الْيُمْنَى ❳ 

"Beliau menjadikan kaki kanannya dalam posisi berdiri." 

Yang dimaksud dengan kaki di sini adalah telapak kaki; bukan kakinya berdiri, tapi yang dimaksud dengan kaki di sini adalah telapak kaki. Jadi telapak kakinya dijadikan dalam posisi berdiri, seperti orang duduk iftirasy -yang kita lihat ya-. Jadi kaki kirinya diduduki, kaki kanannya bagian telapaknya diposisikan berdiri. 

وَ ❲ يَسْتَقْبِلُ بِأَصَابِعِهَا الْقِبْلَةِ ❳ 

"Jari-jari kaki kanannya dihadapkan ke kiblat." 

Jadi ditekuk. Tadi kaki kanannya posisinya berdiri -telapak kaki kanannya posisinya berdiri- sedangkan sekarang dijelaskan jari jemari kaki kanan dihadapkan ke kiblat, berarti ditekuk. 

Jamaah sekalian rahimani rahimakumullah, 
Inilah yang berkaitan dengan masalah duduk di antara dua sujud. 

_____ 

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Ala. 

Dan InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang. 

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ. 

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════  

📣 Official Account Grup Islam Sunnah 

📱 Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
📷 Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
🌐 WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
📧 Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
🎥 YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

Senin, 27 Desember 2021

Audio ke-117 : Pembahasan tentang Mengangkat Kepala dari Sujud

╔══❖•ೋ°📖° ೋ•❖══╗
                     Whatsapp              
         Grup Islam Sunnah | GiS
          *☛ Pertemuan ke-117*
╚══❖•ೋ°👥° ೋ•❖══╝

🌏 https://grupislamsunnah.com/

🗓 SELASA
        24 Jumadil Awwal 1443 H
        28 Desember 2021 M

👤  Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny M.A. حفظه الله تعالى 

📚  *Kitab Shifatu Sholatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Minattakbiri ilattaslim ka-annaka Taroha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir sampai Salamnya seakan-akan Anda Melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani -Rahimahullah.* 

💽 Audio ke-117 : Pembahasan tentang Mengangkat Kepala dari Sujud  
══════════════════ 

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
الْحَمْدُ لِلهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. 

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus, kitab yang ditulis oleh Asy Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu Ta'ala. Kitab tersebut adalah kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Minattakbiri ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi ﷺ Mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).


Jamaah sekalian rahimani wa rahimakumullah, 
Syaikh Albani rahimahullahu Ta’ala membawakan pembahasan tentang mengangkat kepala dari sujud. 

Beliau mengatakan, 

[ الرَّفْعُ مِنَ السُّجُودِ ] 

- Mengangkat Kepala dari Sujud -


Beliau mengatakan, 

ثُمَّ ❲ كَانَ ﷺ يَرْفَعُ رَأْسَهُ مِنَ السُّجُوْدِ مُكَبِّرًا ❳ 

"Kemudian, dahulu Rasulullah ﷺ mengangkat kepalanya dari sujud dalam keadaan bertakbir." 

Jadi bertakbirnya berbarengan dengan mengangkat kepala dari sujud. 

وَأَمَرَ بِذٰلِكَ ❲ الْمُسِيْءَ صَلَاتَهُ ❳ 

"Dan Beliau memerintahkan hal tersebut kepada orang yang tidak baik shalatnya." 

فَقَالَ :
Beliau mengatakan, 

❲ لَا يَتِمُّ صَلَاةٌ لِأَحَدٍ مِنَ النَّاسِ حَتَّى... يَسْجُدُ، حَتَّى تَطْمَئِنَّ مَفَاصِلُهُ، ثُمَّ يَقُوْلُ :❲ اللهُ أَكْبَرُ ❳ ، وَيَرْفَعُ رَأْسَهُ حَتَّى يَسْتَوِيَ قَاعِدًا ❳ 

"Tidak sempurna shalat salah seorang dari manusia sampai dia bersujud, sampai sendi-sendinya benar-benar tenang. kemudian dia mengatakan 'Allahu Akbar'," 

Di sini jelas, Rasulullah ﷺ memerintahkan kita untuk bersujud sampai badan kita tenang, sendi-sendi kita tenang. Itulah tumakninah. Setelah itu kita diperintahkan untuk membaca "Allahu Akbar". 

❲ وَيَرْفَعُ رَأْسَهُ حَتَّى يَسْتَوِيَ قَاعِدًا ❳ 

"dan mengangkat kepalanya sampai duduk dalam keadaan lurus/dalam keadaan tegak." 

Ini sabda Nabi kita Muhammad ﷺ. 
Saya ulangi, Beliau mengatakan: 
"Tidak sempurna shalat salah seorang dari manusia sampai dia sujud, sampai tenang semua sendi-sendinya. Itulah tumakninah. Kemudian dia mengatakan 'Allahu Akbar' dan mengangkat kepalanya sampai dia duduk dalam keadaan tegak." 

Ketika dikatakan "tidak sempurna shalat salah seorang dari manusia", ini menunjukkan bahwa apa yang disampaikan setelahnya adalah perintah, karena Rasulullah mengatakan demikian. "Tidak sempurna shalat salah seorang dari manusia sampai dia melakukan seperti ini, seperti itu." 

Berarti setelah kata-kata "tidak sempurna shalat salah seorang dari manusia sampai dia seperti ini dan seperti itu" adalah sesuatu yang *diwajibkan*. Jadi sujud itu wajib, itu rukun. Kemudian tumakninah ketika sujud itu juga wajib, itu rukun. Kemudian Allahu Akbar. Bacaan "Allahu Akbar" jadinya wajib. 

Kemudian mengangkat kepala dari sujud untuk duduk secara tegak itu juga wajib dan itu rukun.

وَ ❲ كَانَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ مَعَ هٰذَا التَّكبِيْرِ ❳ أَحْيَانًا. 

Dan dahulu Rasulullah ﷺ "terkadang"
_(digarisbawahi kata-kata "terkadang" ya)_ 
"Dahulu Rasulullah ﷺ _terkadang_ mengangkat kedua tangannya bersamaan dengan takbir ini." 

"Takbir ini" maksudnya apa? 
Takbir ketika mengangkat kepala dari sujud. 

Jamaah sekalian rahimani rahimakumullah,
Di sini Syaikh Albani mengatakan "kadang-kadang". Kenapa? Karena ada hadits Ibnu Umar radhiyallahu Ta’ala 'anhuma di Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Beliau mengatakan, 

وَكَانَ لَا يَفْعَلُ ذَالِكَ فِي السُّجُوْدِ 

"Dan dahulu Rasulullah ﷺ tidak melakukan hal itu di saat sujud -atau di dalam sujud-." 

Yang dimaksud dengan "melakukan itu" adalah melakukan "mengangkat kedua tangan Beliau". Jadi sahabat Ibnu Umar radhiyallahu Ta'ala 'anhuma mengatakan, Rasulullah ﷺ dahulu ketika sujud Beliau tidak mengangkat tangan. 

Maksudnya ketika akan sujud, Beliau tidak mengangkat tangan; begitu pula ketika mengangkat kepala dari sujud, Beliau tidak mengangkat tangan. 

Ini hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim di dalam Kitab Shahih keduanya. 

Dan jelas, hadits Ibnu Umar radhiyallahu Ta'ala 'anhuma lebih kuat sanadnya daripada hadits-hadits yang dibawakan oleh Syaikh Albani rahimahullahu Ta'ala untuk menetapkan bahwa Rasulullah ﷺ terkadang mengangkat kedua tangan Beliau ketika Beliau mengangkat kepala dari sujud. 

Jamaah sekalian rahimani rahimakumullah, 
Karena adanya perbedaan ini maka para ulama pun berbeda pendapat. 

1) Ada yang mengatakan dua riwayat ini sebenarnya bisa dikumpulkan, bisa dikompromikan, dengan mengatakan: apa yang dinafikan oleh sahabat Ibnu Umar itu berdasarkan apa yang beliau lihat; sedangkan apa yang ditetapkan oleh sahabat lain, itu berdasarkan apa yang mereka lihat. Sehingga tidak ada pertentangan pada keduanya. 

Kita katakan, yang banyak dilakukan adalah apa yang disampaikan oleh sahabat Ibnu Umar; sedangkan yang disampaikan oleh sahabat lain adalah sesuatu yang jarang dilakukan oleh Nabi kita Muhammad ﷺ. Tapi dua-duanya bisa diterima karena sanadnya shahih. Semuanya sanadnya shahih. Memang sanadnya hadits Ibnu Umar radhiyallahu Ta’ala 'anhuma lebih kuat keshahihannya karena diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, muttafaqun 'alaihi. 

Ini sebagian ulama mengatakan demikian. Sehingga mereka mengatakan, tidak masalah kita mengangkat tangan ketika akan sujud, kita juga mengangkat tangan ketika selesai sujud/ketika mengangkat kepala dari sujud. Tapi itu terkadang, jangan dilakukan sering-sering. 

2) Pendapat yang kedua adalah pendapat mayoritas ulama. 

Mayoritas ulama mengatakan bahwa ketika sujud, baik akan sujud maupun selesai sujud, kita tidak disyariatkan mengangkat kedua tangan sama sekali. 

Mereka menguatkan haditsnya Ibnu Umar radhiyallahu Ta’ala 'anhuma dan akhirnya menganggap _syadz_  riwayat-riwayat yang menafikan atau bertentangan dengan riwayat Ibnu Umar radhiyallahu Ta’ala 'anhuma. 

Walaupun riwayatnya shahih tapi ada riwayat yang lebih shahih yang bertentangan dengannya. Sehingga riwayat-riwayat yang bertentangan dengan riwayat sahabat Ibnu Umar radhiyallahu Ta’ala 'anhuma yang dijelaskan atau ditulis oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, dianggap sebagai riwayat yang _syadz_. Riwayat-riwayat yang bertentangan dengan riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim dari sahabat Ibnu Umar dianggap sebagai riwayat-riwayat yang _syadz_ walaupun dzahirnya shahih. 

Dan masalah seperti ini, jamaah sekalian rahimani rahimakumullah, adalah masalah ijtihadiyah. Kita harus toleran. Pendapatnya Syaikh Albani (adalah) pendapat yang kuat, karena beliau memakai semua dalil yang datang dalam masalah ini. 

Riwayat sahabat Ibnu Umar yang dibawakan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim beliau terima juga; riwayat-riwayat yang lain beliau terima juga; dan beliau kompromikan. Apa yang disampaikan oleh sahabat Ibnu Umar itu adalah kebiasaan Rasulullah ﷺ. Apa yang disampaikan oleh sahabat yang lain, itu terkadang dilakukan oleh Rasulullah ﷺ. 

____ 

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Ala. 

Dan InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang. 

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ. 

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════  

📣 Official Account Grup Islam Sunnah 

📱 Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
📷 Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
🌐 WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
📧 Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
🎥 YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

Audio ke-116 : Sujudnya Rasulullah di atas Tanah dan Tikar

╔══❖•ೋ°📖° ೋ•❖══╗
                     Whatsapp              
         Grup Islam Sunnah | GiS
          *☛ Pertemuan ke-116*
╚══❖•ೋ°👥° ೋ•❖══╝

🌏 https://grupislamsunnah.com/

🗓 SENIN
        23 Jumadil Awwal 1443 H
        27 Desember 2021 M

👤  Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny M.A. حفظه الله تعالى 

📚  *Kitab Shifatu Sholatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Minattakbiri ilattaslim ka-annaka Taroha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir sampai Salamnya seakan-akan Anda Melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani -Rahimahullah.* 

💽 Audio ke-116 : Sujudnya Rasulullah di atas Tanah dan Tikar  

══════════════════ 

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
الْحَمْدُ لِلهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. 

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus, kitab yang ditulis oleh Asy Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu Ta'ala. Kitab tersebut adalah kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Minattakbiri ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi ﷺ Mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).
- Pembahasan tentang Sujudnya Rasulullah ﷺ di atas Tanah dan Tikar - 

Ini pembahasan yang ringan, bahwa ketika kita sujud, itu sujud di atas apapun, yang penting suci. Inilah Islam yang menjunjung tinggi kenaturalan. Islam itu sesuai dengan fitrah, apa adanya. Itulah Islam. 

Rasulullah ﷺ ketika shalat pun demikian. Kadang Rasulullah shalat sujudnya di atas tanah tanpa alas apapun; kadang Rasulullah ﷺ sujud di atas tikar, ada alasnya. Kadang Rasulullah ﷺ bahkan sujud di tanah yang basah. Jadi ada zat-zat basah ya, tidak becek tapi basah tanah tersebut. Rasulullah sujud dengan seperti itu dan itu sesuai dengan keadaan Beliau. 

وَكَانَ يَنْصُطُ عَلَى الْأَرْضِ كَثِيْرًا

"Dan dahulu Rasulullah ﷺ seringnya sujud di atas tanah langsung" 

Rasulullah ﷺ itu ketika sujud seringnya sujud di atas tanah secara langsung, tidak ada alasnya. 

وَكَانَ أَصْحَابِهِ يُصَلُّوْنَ مَعَهُ فِي شِدَّةِ الْحَارِّ 

Para sahabat Beliau pernah shalat bersama Beliau dalam keadaan yang sangat panas. Jadi cuacanya sangat panas. 

فَإِذَا لَمْ يَسْتَطِيْع أَحَدُهُمْ أَنْ يُمَكِّنَ جَبْهَاتَهُمْ مِنَ الْأَرْضِ بَسَطَ ثَوْبَهُ فَسَجَدَ عَلَيْهِ

"Apabila salah seorang dari mereka tidak bisa memantapkan keningnya ketika sujud karena saking panasnya, (tidak bisa menempelkan keningnya dengan mantap ke tanah karena saking panasnya) maka mereka meletakkan kain dari pakaiannya sebagai alas. 

Karena apa? Alasan panas, sehingga mereka tidak bisa memantapkan keningnya kecuali dengan cara seperti itu. 


وَكَانَ يَقُوْلُ 

Beliau pernah mengatakan, 

وَجَعَلْتُ الْأَرْضِ كُلُّهَا لِي وَلِأُمَّتِيْ مَسْجِدًا وَطَهُوْرًا

"Bumi ini seluruhnya dijadikan bagiku dan umatku sebagai tempat sujud dan alat bersuci" 

-> maksudnya tanah. Tanah, semua tanah bisa dipakai untuk tempat sujud kecuali kuburan, itu sudah ada dalil lain. Tempat-tempat yang kotor, tempat-tempat yang najis, ada dalil lain yang melarang itu. Selain itu, tanah-tanah selain kuburan dan selain tanah yang najis, maka bisa dijadikan sebagai tempat sujud dan bisa dijadikan sebagai alat bersuci yaitu untuk tayammum. 

Maka dimana saja salah seorang dari umatku mendapati waktu shalat, maka di tempat itulah dia bersujud dan di situ pula dia bisa mendapatkan alat bersucinya. Adapun umat sebelumku mereka menganggap hal itu sebagai suatu dosa yang besar, karenanya mereka hanya shalat di gereja-gereja, di kuil-kuil mereka. 

Ini menunjukkan bahwa shalat di mana pun tempatnya dan tayammum dengan tanah, itu merupakan keutamaan atau keistimewaan umat ini. 

Pernah pula Beliau sujud di atas tanah berlumpur dan berair. Dan ini pernah terjadi ketika Subuh pada malam 21 di bulan Ramadhan yang ketika itu hujan turun dan atap masjid bocor yang terbuat dari pelepah daun kurma, sehingga Rasulullah ﷺ sujud di atas tanah yang berlumpur dan berair. Tanahnya basah dan Rasulullah tetap sujud, dan ini merupakan bentuk merendahkan diri di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Seperti inilah seharusnya manusia ketika menghadap kepada Allah Subhanu wa Ta'ala, benar-benar merendahkan diri. Dan ini sangat baik untuk kita hadirkan ketika kita sujud. Ketika kita sujud, ingatlah bahwa kita benar-benar merendahkan diri di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

"Ya Allah, inilah diriku yang hina sedang menghadap kepadaMu, kalau ada cara lain untuk menghinakan diri di hadapanMu selain cara ini, maka akan aku lakukan." 

Tapi karena tidak ada cara selain itu, itulah cara yang diajarkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka kita lakukan itu. Datangkan kesadaran seperti ini ketika kita sujud agar sujud kita lebih bermakna dan agar kita benar-benar menghayati rukun sujud tersebut. 

Abu Said Al Khudriy radhiallahu 'anhu berkata, "Aku melihat dengan dua mata kepalaku sendiri bahwa pada kening dan hidung Rasulullah ﷺ menempel bekas air dan lumpur  (karena sujudnya Beliau di tanah yang berair dan berlumpur). Terkadang juga Beliau shalat di atas alas, terkadang juga di atas tikar, dan Rasulullah ﷺ juga pernah shalat di atas tikar yang sudah menghitam saking lamanya tikar tersebut dipakai." 

Di sini dikatakan "alas" (خُمْرَة) . Khumrah adalah suatu alas seukuran tempat seseorang meletakkan wajahnya, baik berupa tikar, anyaman, daun kurma, atau yang lainnya. Jadi boleh misalnya kita mengambil sepotong kain untuk kita letakkan di tempat kepala kita sujud, dan itu pernah dilakukan oleh Rasulullah ﷺ. Sebagian orang ada yang melihat ini sesuatu yang tidak baik, tapi yang benar tidak demikian. Itu boleh dilakukan dan sudah ada contohnya dari Nabi kita Muhammad ﷺ. 

Intinya dari pembahasan ini bahwa ketika kita sujud, sujudlah dengan apa adanya. Kalau ada alas, bisa dipakai alas tersebut; kalau tidak ada alas tidak ada masalah, tanah itu suci untuk umat ini, bahkan bisa dipakai  untuk alat bersuci. Allahu Ta'ala A'lam. 

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Ala. 

Dan InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang. 

وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ. 


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════  

📣 Official Account Grup Islam Sunnah 

📱 Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
📷 Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
🌐 WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
📧 Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
🎥 YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

Kamis, 23 Desember 2021

Audio ke-115 : Pembahasan tentang Manakah Yang Lebih Utama Memperlama Berdiri ataukah Memperbanyak Sujud? ? (Bag 02)

╔══❖•ೋ°📖° ೋ•❖══╗
                     Whatsapp              
         Grup Islam Sunnah | GiS
          *☛ Pertemuan ke-115*
╚══❖•ೋ°👥° ೋ•❖══╝

🌏 https://grupislamsunnah.com/

🗓 JUM"AT
        20 Jumadil Awwal 1443 H
        24 Desember 2021 M

👤  Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny M.A. حفظه الله تعالى 

📚  *Kitab Shifatu Sholatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Minattakbiri ilattaslim ka-annaka Taroha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir sampai Salamnya seakan-akan Anda Melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani -Rahimahullah.* 

💽 Audio ke-115 : Pembahasan tentang Manakah Yang Lebih Utama Memperlama Berdiri ataukah Memperbanyak Sujud? ? (Bag 02) 
══════════════════ 

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
الْحَمْدُ لِلهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. 

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus, kitab yang ditulis oleh Asy Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu Ta'ala. Kitab tersebut adalah kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Minattakbiri ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi ﷺ Mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).

Syaikhul Islam ibnu Taimiyyah rahimahullahu Ta'ala beliau mengatakan bahwa berdiri itu punya keutamaan sendiri dan sujud itu punya keutamaan sendiri. Maka sebaiknya seseorang ketika shalat menjaga kedua-duanya. 

Ketika dia memperlama berdiri maka dia memperlama rukun-rukun yang lainnya; ketika dia memperpendek berdiri maka perpendek rukun-rukun yang lainnya; kata beliau. Dan inilah yang dipraktikkan oleh Rasulullah ﷺ. 

Jangan perbedaannya terlalu lama. Jangan sampai perbedaannya terlalu lama; berdirinya lama sekali ternyata rukuknya, sujudnya terlalu sebentar. Jangan seperti ini. Tapi kalau berdirinya lama, lamakan rukuk dan sujudnya. Tapi kalau berdirinya sebentar maka perpendek rukuk dan sujudnya. 

Tapi kalau kita melihat dalil-dalil secara keseluruhan, maka kita akan lebih condong dengan lamanya berdiri lebih afdal daripada banyaknya sujud. Karena adanya hadits satu yang sangat kuat menunjukkan hal tersebut. Rasulullah ﷺ dahulu pernah menyabdakan 

❲ أَفْضَلُ الصَّلاَةِ طُولُ الْقُنُوتِ ❳ 

"Shalat yang paling mulia adalah shalat yang panjang berdirinya" _(HR. Muslim no. 756)_ 

Shalat yang paling mulia adalah shalat yang panjang berdirinya, dan hadits ini sangat kuat untuk menjadi dalil pendapat yang kedua, bahwa memperlama berdiri itu lebih afdal daripada memperbanyak sujud. 

Kalau ada yang bertanya, "Ustadz, di dalam sujud ada keutamaan yang tidak ada di dalam rukun berdiri, keutamaan apa itu? Keutamaan bahwa ketika sujud, kita paling dekat dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Ini tidak ada ketika berdiri. 

Bukankah ini bisa menjadi penguat pendapat yang pertama? Bahwa memperbanyak sujud lebih utama daripada memperlama berdiri? Kita katakan, dengan kaidah yang disebutkan oleh para ulama, kadang-kadang sesuatu yang keutamaannya lebih rendah itu punya keistimewaan yang tidak ada di dalam sesuatu yang keutamaannya lebih tinggi. 

Jadi misalnya ada sesuatu yang tidak begitu mulia, atau mulianya tapi, mulia tapi dia tingkatannya masih rendah; ada sesuatu yang mulia tingkatannya tinggi. Kadang-kadang yang ini punya keistimewaan yang tidak ada pada yang tinggi ini. 

Contohnya apa Ustadz? Contohnya banyak. Misalnya, ada banyak ulama yang mereka lebih alim daripada sebagian sahabat Nabi Muhammad ﷺ, misalnya sahabat-sahabat yang jarang belajar kepada Rasulullah ﷺ, sibuk dengan kehidupannya sehari-hari atau mereka jauh dari Rasulullah ﷺ tapi mereka seorang sahabat. Dengan ulama-ulama yang datang setelahnya, mereka punya ilmu yang tinggi, tapi kita katakan sahabat lebih mulia daripada ulama-ulama tersebut, karena dia seorang sahabat. Sehingga di sini para ulama tersebut punya keistimewaan yang tidak dimiliki oleh sebagian sahabat tadi. 

Contohnya lagi misalnya, Nabi Musa kalau kita bandingkan dengan Nabi Muhammad ﷺ. Mana yang lebih mulia? Dua-duanya mulia, tapi mana yang lebih mulia antara Nabi Musa dan Nabi Muhammad ﷺ ? Jelas lebih mulia Nabi Muhammad ﷺ , tapi Nabi Muhammad tidak punya tongkatnya Nabi Musa. Nabi Musa punya keistimewaan, beliau punya tongkat. Diberikan mukjizat berupa tongkat yang tongkat tersebut bisa berubah menjadi ular yang sangat besar. Tongkat tersebut bisa membelah lautan dan beliau juga punya mukjizat-mukjizat yang lainnya. Seperti tangan yang bisa bersinar, yang tidak dimiliki oleh Rasulullah. 

Bukan berarti dengan mukjizat tongkatnya Nabi Musa, Nabi Musa lebih mulia daripada Nabi Muhammad ﷺ . Karena kadang-kadang sesuatu yang keutamaannya lebih rendah itu memiliki keistimewaan dan keistimewaan tersebut tidak dimiliki oleh sesuatu yang lebih tinggi. 

Begitu pula antara berdiri dengan sujud. Dua-duanya sesuatu yang mulia. Ada keistimewaan-keistimewaan di dalam sujud yang tidak ada dalam rukun berdiri, tapi rukun berdiri tetap lebih afdal, karena banyaknya dalil yang menunjukkan hal tersebut. Dan karena Rasulullah ﷺ dahulu lebih memilih lamanya berdiri daripada banyaknya sujud. Wallahu Ta'ala A'lam. 

_____ 

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Ala. 

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang. 

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════  

📣 Official Account Grup Islam Sunnah 

📱 Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
📷 Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
🌐 WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
📧 Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
🎥 YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

Rabu, 22 Desember 2021

Audio ke-114 : Pembahasan tentang Manakah Yang Lebih Utama Memperlama Berdiri ataukah Memperbanyak Sujud?

╔══❖•ೋ°📖° ೋ•❖══╗
                     Whatsapp              
         Grup Islam Sunnah | GiS
          *☛ Pertemuan ke-114*
╚══❖•ೋ°👥° ೋ•❖══╝

🌏 https://grupislamsunnah.com/

🗓 KAMIS
        19 Jumadil Awwal 1443 H
        23 Desember 2021 M

👤  Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny M.A. حفظه الله تعالى 

📚  *Kitab Shifatu Sholatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Minattakbiri ilattaslim ka-annaka Taroha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir sampai Salamnya seakan-akan Anda Melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani -Rahimahullah.* 

💽 Audio ke-114 : Pembahasan tentang Manakah Yang Lebih Utama Memperlama Berdiri ataukah Memperbanyak Sujud?

══════════════════ 

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
الْحَمْدُ لِلهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. 

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus, kitab yang ditulis oleh Asy Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu Ta'ala. Kitab tersebut adalah kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Minattakbiri ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi ﷺ Mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).

Syaikh Albani rahimahullahu Ta'ala di dalam kitab beliau ini tidak menyinggung tentang mana yang lebih mulia apakah memperbanyak sujud ataukah memperlama berdiri. Disebutkan di dalam bab berdiri, berdiri juga mempunyai keutamaan yang sangat besar. 

Berdiri ketika shalat ini mempunyai keutamaan yang sangat besar. Di sini juga Syaikh Albani ketika membicarakan masalah sujud, beliau menyebutkan keutamaan sujud yang sangat besar ini. 

Mana yang lebih mulia bagi seseorang, mana yang lebih afdal bagi seseorang, shalat dengan tempo yang agak cepat sehingga dengannya dia bisa memperbanyak sujud; ataukah shalat dengan tempo yang lama, dengan memperlama berdirinya? 

Misalnya dalam waktu setengah jam, seseorang ketika shalatnya lama, dia bisa shalat misalnya 5 rakaat dalam tempo setengah jam. Tapi dengan dalam waktu setengah jam tersebut, ketika shalatnya agak cepat dia bisa shalat misalnya 11 rakaat. Mana yang lebih afdal? Apakah yang banyak sujudnya ataukah yang lama berdirinya? Para ulama berbeda pendapat ketika membahas masalah ini. 

Ada yang mengatakan memperbanyak sujud lebih utama. Kenapa demikian? Karena banyaknya keutamaan-keutamaan sujud. Di antaranya hadits-hadits yang disebutkan oleh Syaikh Albani rahimahullah di dalam bab ini. Di antaranya hadits Nabi Muhammad ﷺ  tentang seorang sahabat yang meminta kepada Beliau untuk bisa bersama Beliau di surga, sahabat Amr ibn Salamah radhiallahu 'anhu. Apa kata Rasulullah ﷺ ? Beliau mengatakan, 

« فَأَعِنِّي عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ » 

"Kalau engkau punya keinginan seperti itu, maka bantu aku dengan engkau memperbanyak sujud." 

Berarti dengan memperbanyak sujud seseorang akan sangat dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Kemudian hadits Nabi Muhammad ﷺ yang lain yang menunjukkan keutamaan sujud: 

« أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا فِيهِ مِنَ الدُّعَاءَ » 

"Keadaan seorang hamba menjadi paling dekat dengan Rabbnya ketika dia dalam keadaan sujud." 

Berarti memperbanyak sujud lebih utama. Ini alasan-alasan orang yang mengatakan memperbanyak sujud lebih utama daripada memperlama berdiri yang konsekuensinya sujudnya menjadi lebih sedikit. 

Pendapat yang kedua mengatakan, memperlama berdiri lebih afdal. Mereka mengatakan, kalau kita lihat rukun-rukun shalat, rukun apa yang bacaannya paling afdal? Rukun berdiri. Di antara rukun-rukun shalat, bacaan yang paling afdal adalah rukun berdiri. Di dalam berdiri tersebut ada Al-Fatihah, ada ummul Qur'an, ada as sab'ul matsani. Kemudian dalam berdiri juga ada bacaan Al-Qur'an, dan bacaan Al-Qur'an jelas lebih utama, lebih mulia daripada bacaan-bacaan dzikir yang lain di dalam shalat. Sehingga rukun berdiri lebih utama daripada rukun sujud karena bacaannya adalah bacaan yang paling utama atau paling mulia. 

Alasan yang kedua, karena sering kali Allah Subhanahu wa Ta'ala menyebut shalat dengan rukun berdiri. Seperti misalnya 
{ وَقُوْمُوا للهِ قَانِطِين } 
"Berdirilah untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan khusyuk."
Maksud kata "berdiri" di sini apa? Shalat. Allah Subhanahu wa Ta'ala menyebut shalat dengan rukun berdiri. Ini menunjukkan bahwa rukun itu adalah rukun yang paling penting atau rukun yang paling mulia. 

Di dalam banyak ayat, Allah Subhanahu wa Ta'ala ketika memerintahkan shalat mengatakan: 

{ وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ }
(QS. Al-Baqarah: 43) 

{ أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِدُلُوكِ ٱلشَّمْسِ }
(QS. Al-Isra: 78) 

{ قُمِ ٱلَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًۭا }
(QS. Al-Muzzammil: 2) 

{ قُمْ فَأَنذِرْ }
(QS. Al-Muddatsir: 2) 

{ إِنَّ رَبَّكَ يَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُومُ أَدْنَىٰ مِن ثُلُثَىِ ٱلَّيْلِ }
(QS. Al-Muzzammil: 20) 

Di dalam banyak sekali ayat, Allah Subhanahu wa Ta'ala menyebut shalat dengan kata berdiri. Ini menunjukkan bahwa rukun berdiri lebih afdal daripada rukun-rukun yang lainnya. 

Dalil lain yang menunjukkan bahwa rukun berdiri lebih afdal sehingga memperlama berdiri lebih afdal daripada memperbanyak sujud adalah praktik Rasulullah ﷺ . Jadi Rasulullah ﷺ ketika shalat itu lebih memperlama berdirinya daripada rukun-rukun yang lain. 

Sebagaimana pernah kita bahas hadits yang menjelaskan bacaan shalat malamnya Rasulullah ﷺ, Beliau pernah shalat malam dalam satu rakaat membaca tiga surat yang sangat panjang. Surat Al-Baqarah dibaca sampai selesai, 2 juz setengah; kemudian setelah itu membaca surat An-Nisa' dibaca sampai selesai, 1 juz setengah; kemudian setelah itu membaca surat Ali-Imran sampai selesai. Kalau digabung 3 surat ini jadi 5 juz lebih dalam satu rakaat. 

Bahkan sangat masyhur amalan-amalan para sahabat juga demikian. Mereka memperlama berdirinya. Sangat masyhur dari Utsman ibn 'Affan mengkhatamkan Al-Qur'an dalam satu rakaat. Atsar ini masyhur sekali, atsar shahih, mengkhatamkan Al-Qur'an dalam satu rakaat. Dan ini jelas, melamakan berdiri daripada rukun-rukun yang lain. 

Kalau ada yang mengatakan, "Ustadz, bukankah shalat itu sebaiknya sama antara rukun per rukunnya? Rukun satu dengan yang lain seimbang?" Kita katakan, ada hadits yang shahih yang mengecualikan berdiri dan duduk tasyahud. Jadi rukun-rukun shalat itu idealnya sama lamanya kecuali rukun berdiri dan rukun duduk tasyahud. Jadi dua rukun itu sebaiknya lebih lama daripada rukun-rukun yang lain. Selain rukun berdiri dan duduk tasyahud: rukun rukuk, i'tidal, sujud, duduk di antara dua sujud; empat rukun inilah yang dikatakan dalam sebuah riwayat [ قَرِيْبًا مِنَ السَّوَاءِ ] , hampir sama lamanya. 

Memang ada riwayat yang memutlakkan. Ada riwayat yang menjelaskan secara mutlak tanpa terkecuali. Tapi ada riwayat yang mengecualikan berdiri dan duduk tasyahud. Sehingga riwayat yang mutlak ini harus kita bawa ke riwayat yang ada batasannya, ada pengecualiannya. Inilah yang disebut para ulama dengan istilah  [ حَمْلُ المُطْلَقُ عَلَى الْمُقَيَّد ]. Jadi kita harus membawa dalil-dalil yang tidak ada batasannya kepada pemahaman dalil-dalil yang ada batasannya. 

Ketika dikatakan bahwa Rasulullah ﷺ ketika shalat itu hampir sama antara rukun satu dengan rukun yang lainnya, tidak ada pembatasannya di sini. Kemudian ada dalil lain yang mengatakan [ مَا خَلَا الْقِيَامُ وَ الْقُعُود ] (kecuali rukun berdiri dan rukun duduk), maka kita bawa yang mutlak ini, yang tidak ada batasannya atau tidak ada pengecualiannya kepada hadits yang ada pengecualiannya tersebut. Karena hadits itu lebih detail, ada tambahan penjelasan di dalam hadits tersebut. 

Dari alasan-alasan yang disebutkan oleh para ulama ini, mereka mengatakan bahwa memperlama berdiri lebih afdal. 

__ 

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Ala. 

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang. 

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════  

📣 Official Account Grup Islam Sunnah 

📱 Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
📷 Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
🌐 WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
📧 Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
🎥 YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

Selasa, 21 Desember 2021

Audio ke-113 : Pembahasan tentang Keutamaan Sujud

╔══❖•ೋ°📖° ೋ•❖══╗
                     Whatsapp              
         Grup Islam Sunnah | GiS
          *☛ Pertemuan ke-113*
╚══❖•ೋ°👥° ೋ•❖══╝

🌏 https://grupislamsunnah.com/

🗓 RABU
        18 Jumadil Awwal 1443 H
        23 Desember 2021 M

👤  Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny M.A. حفظه الله تعالى 

📚  *Kitab Shifatu Sholatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Minattakbiri ilattaslim ka-annaka Taroha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir sampai Salamnya seakan-akan Anda Melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani -Rahimahullah.* 

💽 Audio ke-113 : Pembahasan tentang Keutamaan Sujud
══════════════════ 

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
الْحَمْدُ لِلهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. 

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus, kitab yang ditulis oleh Asy Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu Ta'ala. Kitab tersebut adalah kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Minattakbiri ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi ﷺ Mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).

Syaikh Albani rahimahullahu Ta'ala menjelaskan tentang keutamaan sujud. 

وَكَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ 

Dahulu Rasulullah ﷺ mengatakan tentang keutamaan sujud.
(مَا مِنْ أُمَّتِيْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا وَأَنَا أَعْرِفُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ )

"Tidak ada seorangpun dari umatku kecuali aku nantinya di hari kiamat mengetahuinya" 

Tidak ada seorangpun dari umatku kecuali nanti di hari kiamat aku mengetahuinya. Jadi Rasulullah ﷺ tahu semua umat pada hari kiamat nanti. 

(قَالُوْا : وَكَيْفَ تَعْرِفُهُمْ يَا رَسُوْلُ اللهِ ! فِيْ كَثْرَةِ الْخَلَائِقُ ؟)

Para sahabat heran, di hari kiamat nanti kan banyak sekali orang, tidak hanya umat Beliau saja, umat-umat yang terdahulu juga dibangkitkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan di sana juga ada banyak orang-orang yang kafir, tidak mengikuti Beliau. Bagaimana Beliau tahu umatnya? 

Makanya para sahabat bertanya, "Bagaimana engkau mengetahui umatmu wahai Rasulullah ﷺ ? Padahal mereka bercampur dengan umat-umat yang lain, dengan manusia yang tidak mengikutimu juga." 

Maka Rasulullah ﷺ menjawab, 

(أَرَأَيْتَ لَوْ دَخَلْتَ صِيْرَةً  فِيْهَا خَيْلٌ دُهْمٌ بُهْمٌ ، وَفِيْهَا فَرَسٌ أَغَرُّ مُحَجَّلْ ؛ أَمَّا كُنْتَ تَعْرِفُهُ مِنْهُا ؟ )

Bagaimana pendapatmu ketika engkau masuk ke kandang. Di kandang tersebut ada kuda yang benar-benar hitam. Di antara kuda-kuda yang hitam tersebut ada kuda yang kepalanya ada warna putihnya. Begitu pula kaki-kakinya ada warna putihnya. -Ini kuda yang indah. Sifat kuda yang indah itu ketika di wajahnya ada warna putih, kemudian di kaki-kakinya sampai di lututnya atau sikunya ada warna putih. Itu kuda yang indah- Bukankah ketika ada kuda yang demikian di antara kuda-kuda yang hitam legam kamu bisa mengenali kuda itu? 

❲  قَالَ : بَلَى  ❳ 

Sahabat tersebut menjawab, "Tentu." 

❲ قَالَ : فَإِنَّ أُمَّتِيْ يَوْمَئِذٍ غُرٌّ مِنَ السُّجُوْدِ ، مَحَجَّلُوْنَ مِنَ الْوُضُوْءِ ❳ 

"Ketahuilah sesungguhnya umatku saat itu (ketahuilah bahwa umatku di hari itu) wajahnya bersinar karena sujud dan anggota-anggota yang mereka basuh saat wudhu juga memancarkan sinar" 

Makanya umatnya Rasulullah ﷺ terlihat istimewa, berbeda sendiri daripada umat-umat yang lain. Dan ini menunjukkan keutamaan sujud. Karena kalau orang sujud terus maka wajahnya nantinya akan bersinar di hari kiamat. Ini juga menunjukkan keutamaan untuk berwudhu. Jadi anggota badan yang kita basuh dan kita usap ketika berwudhu nantinya akan memancarkan sinar di hari kiamat nanti. 

❲ وَيَقُوْلُ : ❳ 

Dan Rasulullah ﷺ menyabdakan: 

❲ إِذَا أَرَادَ اللهُ رَحْمَةَ مَنْ أَرَادَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ ؛ أَمَرَ اللهُ الْمَلَائِكَةَ أَنْ يُخْرِجُوْا مَنْ يَعْبُدُ اللهِ، فَيُخْرِجُوْنَهُمْ وَيَعْرِفُوْنَهُمْ بِآثَارِ السُّجُوْدِ ، ❳ 

Apabila Allah Subhanahu wa Ta'ala ingin memberikan rahmat-Nya kepada penduduk neraka yang dikehendaki-Nya, (Allah menghendaki memberikan rahmat kepada sebagian dari penduduk neraka) maka Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan kepada para malaikat untuk mengeluarkan orang-orang yang beribadah kepada Allah. (Ketika di dunia mereka beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, tapi karena banyak dosanya akhirnya harus masuk ke neraka dahulu.) Maka para malaikat pun mengeluarkan manusia-manusia yang dulunya beribadah kepada Allah. 

Dari mana para malaikat tahu kalau mereka pernah beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala? 
بِآثَارِ السُّجُوْدِ 
Mereka tahu dengan bekas-bekas sujudnya. Ini menunjukkan bahwa ada keutamaan yang sangat besar dari amalan sujud kita. 

❲ وَحَرَّمَ اللهُ عَلَى النَّارِ أَنْ تَأْكُلَ آثَرَ السُّجُوْدِ ، فَيَخْرُجُوْنَ مِنَ النَّارِ ، فَكُلُّ ابْنِ آدَمَ تَأْكُلُهُ النَّارِ إِلَّا أَثَرِ السُّجُوْدِ ❳ 

"Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala mengharamkan kepada neraka untuk memakan bagian-bagian bekas sujudnya seseorang" 

Jadi anggota badan yang dipakai untuk sujud ini nantinya tidak dilalap oleh api neraka. Allah mengharamkannya. Makanya banyaklah bersujud kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

فَيَخْرُجُونَ مِنَ النَّارِ

Maka akhirnya pun orang-orang yang terlihat dengan ciri-ciri seperti ini keluar dari neraka. 

Rasulullah ﷺ mengatakan lagi, maka semua anak Adam akan dimakan oleh api neraka. Semua tubuh anak Adam itu akan dimakan oleh api neraka, kecuali tempat-tempat yang dulunya dipakai untuk sujud. Kecuali bagian-bagian tubuh yang dulunya dipakai untuk sujud. Dan ini menunjukkan betapa mulianya amalan sujud. 

___ 

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Ala. 

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang. 

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════  

📣 Official Account Grup Islam Sunnah 

📱 Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
📷 Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
🌐 WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
📧 Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
🎥 YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

Senin, 20 Desember 2021

Audio ke-112 : Pembahasan tentang Memanjangkan Sujud Bag 02

╔══❖•ೋ°📖° ೋ•❖══╗
                     Whatsapp              
         Grup Islam Sunnah | GiS
          *☛ Pertemuan ke-112*
╚══❖•ೋ°👥° ೋ•❖══╝

🌏 https://grupislamsunnah.com/

🗓 SELASA
        17 Jumadil Awwal 1443 H
        21 Desember 2021 M

👤  Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny M.A. حفظه الله تعالى 

📚  *Kitab Shifatu Sholatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Minattakbiri ilattaslim ka-annaka Taroha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir sampai Salamnya seakan-akan Anda Melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani -Rahimahullah.* 

💽 Audio ke-112 : Pembahasan tentang Memanjangkan Sujud Bag 02
══════════════════ 

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
الْحَمْدُ لِلهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. 

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus, kitab yang ditulis oleh Asy Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu Ta'ala. Kitab tersebut adalah kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Minattakbiri ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi ﷺ Mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).

Syaikh Al Albani rahimahullahu Ta'ala mengatakan dalam kitabnya, 

وَفِيْ حَدِيْثٍ آخَرْ : 

Di dalam hadits yang lain disebutkan: 

❲ كاَنَ ﷺ يُصَلِّي ، ❳ 

Dahulu Rasulullah ﷺ pernah shalat, 

❲ فَإِذَا سَجَدَ وَثَبَ الْحَسَنُ وَالْحُسَيْنِ عَلَى ظَهْرِهِ ، ❳ 

Lalu ketika Beliau sujud, Hasan dan Husain meloncat ke atas punggung Beliau. 

Di dalam riwayat ini dikatakan dua-duanya. Kalau di dalam riwayat yang sebelumnya kata-katanya "atau", ada ragu-ragu dalam periwayatannya. Di dalam riwayat ini dikatakan dengan [ و ] 'dan'. 
"Hasan dan Husain meloncat ke punggung Rasulullah ﷺ." 

❲ فَإِذَا مَنَعُوْهُمَا، ❳ 

Ketika melihat itu, para sahabat yang shalat di belakang Beliau, melarang keduanya, 

❲ أَشَارَ إِلَيْهِمْ أَنْ دَعُوْهُمَا ، ❳ 

Maka Rasulullah ﷺ memberikan isyarat kepada mereka agar mereka membiarkan keduanya meloncat ke punggung Beliau ketika Beliau sedang sujud.

❲ فَلَّمَا قَضَى الصَّلَاةَ وَضَعَهُمَا فِي حِجْرِهِ ❳ 

Seusai shalat, Beliau meletakkan keduanya di atas pangkuan Beliau, dan Beliau bersabda:

❲ (مَنْ أَحَبَّنِيْ فَلْيُحِبَّ هَذَيْنِ ) ❳ 

Barangsiapa yang mencintai aku, maka cintailah kedua orang ini/kedua anak ini (yaitu Hasan dan Husain). 

Di dalam hadits ini terdapat pelajaran yang sangat berharga yang disebutkan oleh Syaikh Albani rahimahullahu Ta'ala, bahwa kadang-kadang seseorang boleh melamakan sujudnya melebihi rukun-rukun yang lain; melebihi rukuknya, melebihi duduknya di antara dua sujud, melebihi i'tidalnya, karena ada kebutuhan untuk melamakan sujud. 

Boleh bagi kita misalnya kita ingin doa di sujud kita dalam waktu yang lama. Ini dibolehkan. Kenapa demikian? Karena kita sangat membutuhkannya. Kalau kita misalnya, membutuhkan doa yang lama ketika sujud, maka kita dibolehkan untuk melamakan sujud kita melebihi lamanya rukun-rukun yang lain. 

Kalau untuk kebutuhan memuaskan cucu saja yang bermain Rasulullah ﷺ melamakan sujudnya, maka kebutuhan untuk berdoa di sujud kita lebih dari itu. Memberikan kesempatan bermain kepada anak, ini kebutuhan yang lebih ringan daripada kebutuhan seseorang untuk memperbanyak doanya ketika sujudnya. Kalau memberikan kesempatan untuk bermain di atas punggung kepada anak kecil saja dibolehkan, maka untuk memperlama sujud karena dorongan/ keinginan doa yang lama di sujud itu lebih dibolehkan lagi. 

Dan di dalam hadits ini kita bisa mengambil pelajaran, betapa sayangnya Rasulullah ﷺ kepada cucunya ini. Dan ini bisa kita tiru. Ketika kita membawa anak kecil dan misalnya anak kecil tersebut naik di punggung kita, maka kita ada baiknya berusaha untuk memuaskan anak kecil tersebut agar dia puas dengan permainannya ketika kita sedang sujud. Tapi kita harus tetap menjaga kekhusyukan kita. 

Kita manfaatkan sujud itu untuk banyak berdoa, untuk banyak berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan dzikir-dzikir yang disyariatkan saat sujud. Kita ulang-ulang terus. Jangan hanya menunggu saja, kemudian kekhusyukan menjadi hilang, tidak. Tetap kita jaga kekhusyukan kita, kita berikan kesempatan kepada anak di punggung, tidak ada masalah. Sehingga kita mendapatkan dua pahala; pahala melamakan sujud, pahala memperbanyak dzikir, dan pahala memberikan kesenangan kepada anak kecil. 

Dan di dalam hadits ini terdapat pelajaran yang sangat berharga juga, bahwa mencintai _dzurriyah_ atau keturunan Rasulullah ﷺ itu wujud dari kecintaan kita kepada Rasulullah ﷺ. Mencintai keturunan Rasulullah ﷺ itu adalah wujud kecintaan kita kepada Rasulullah ﷺ. Karena Rasulullah mengatakan [ مَنْ أحَبَّنِي فلْيُحِبَّ هَذَيْنِ ]  (Barangsiapa yang mencintaiku maka cintailah kedua anak ini). Dan keduanya adalah keturunan Rasulullah ﷺ . 

Makanya tidak benar orang yang mengatakan: keturunan Rasulullah ﷺ sama dengan yang lain. Tidak benar orang yang mengatakan bahwa keturunan Rasulullah ﷺ sama dengan yang lain. Keturunan Rasulullah ﷺ punya keistimewaan, punya kelebihan. Mereka punya kedekatan nasab dengan orang yang sangat mulia, dengan manusia yang sangat mulia, dengan makhluk yang paling mulia, yaitu Rasulullah ﷺ, sehingga mereka punya kelebihan daripada yang lain. 

Namun yang perlu diperhatikan juga, bahwa keutamaan nasab ini tidak berguna sama sekali apabila amalan orang tersebut tidak baik dan tidak benar. Kalau amalannya buruk, maka orang yang bertakwa lebih utama daripada orang yang punya nasab yang mulia. Karena Allah Subhanahu wa Ta'ala di dalam Al-Quran mengatakan, 

{ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللهِ أَتْقَاكُمْ ۚ } 

"Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian adalah orang yang paling bertakwa" (QS. Al-Hujurat: 13) 

Sehingga mulianya nasab itu baru bermanfaat ketika amal seseorang baik dan benar. Ketika amalannya tidak baik atau amalannya tidak benar, maka nasabnya tidak akan berguna. 

Bapaknya Nabi Ibrahim apakah mulia? Tidak mulia, walaupun anaknya seorang nabi yang sangat mulia. Tidak berguna. Anaknya Nabi Nuh, nasabnya apakah berguna? Tidak berguna sama sekali karena dia durhaka, karena dia kafir. Begitu pula dengan orang yang misalnya dia keturunan Rasulullah. 

Kalau amalannya tidak baik atau amalannya tidak benar, maka orang yang berilmu lebih mulia dari mereka. Karena Allah Subhanahu wa Ta'ala mengangkat derajat orang yang berilmu dan beramal baik. 

{ يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ } 

"Allah Subhanahu wa Ta'ala mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang yang diberikan ilmu" (QS. Al Mujadilah: 11) 

Jadi, beriman, dia mengamalkan ilmunya dan dia berilmu; diberikan ilmu oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan beberapa derajat. 

{ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللهِ أَتْقَاكُمْ ۚ } 

"Orang yang paling mulia di antara kalian adalah orang yang paling bertakwa" 

Dan takwa tidak mungkin terwujud kecuali dengan ilmu. Takwa itu, ada ilmunya kemudian diamalkan ilmu tersebut. Mereka lebih mulia walaupun tidak punya nasab; daripada orang yang punya nasab yang mulia tapi ternyata amalannya tidak baik, atau dia jahil. 

Makanya kita harus adil dalam menyikapi masalah ini. Nasab itu baru berguna, baru punya nilai lebih, ketika seseorang sudah baik amalnya atau dia benar dalam jalan agamanya. 

______ 

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Ala. 

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang. 

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════  

📣 Official Account Grup Islam Sunnah 

📱 Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
📷 Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
🌐 WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
📧 Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
🎥 YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

Audio ke-108 : Pembahasan tentang Sujud Bag 10 ~ Macam Bacaan Dzikir dalam Sujud Bag 05

╔══❖•ೋ°📖° ೋ•❖══╗
                     Whatsapp              
         Grup Islam Sunnah | GiS
          *☛ Pertemuan ke-108*
╚══❖•ೋ°👥° ೋ•❖══╝

🌏 https://grupislamsunnah.com/

🗓 RABU
        11 Jumadil Awwal 1443 H
        15 Desember 2021 M

👤  Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny M.A. حفظه الله تعالى

📚  *Kitab Shifatu Sholatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Minattakbiri ilattaslim ka-annaka Taroha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir sampai Salamnya seakan-akan Anda Melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani -Rahimahullah.*

💽 Audio ke-108 : Pembahasan tentang Sujud Bag 10 ~ Macam Bacaan Dzikir dalam Sujud Bag 05
═════════════════ 

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
الْحَمْدُ لِلهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. 

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus, kitab yang ditulis oleh Asy Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu Ta'ala. Kitab tersebut adalah kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Minattakbiri ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi ﷺ Mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).
(Kita sampai pada, -ed) pembahasan masalah dzikir-dzikir yang disyariatkan untuk dibaca ketika sujud. 

Dzikir-dzikir yang dibaca ketika sujud ini sangat banyak.  

7) Di antara bacaan tersebut, yang ketujuh: 

❲ سَجَدَ لَكَ سَوَادِيْ وَخَيَالِيْ، وَآمَنَ بِكَ فُؤَادِيْ، أَبُوْءُ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، هَذِيْ يَدِيْ وَمَا جَنَّيْتُ عَلَى نَفْسِ ❳ 

Yang artinya, "Diriku dan khayalku bersujud kepada-Mu, hatiku beriman kepada-Mu, Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku. Inilah tanganku dan segala dosa yang telah aku perbuat atas diriku, maka ampunilah aku." 

Ini doa yang sangat bagus ya, mengakui kekurangan-kekurangan yang banyak yang ada di diri kita. Dan seperti inilah harusnya orang yang shalat; mengakui kekurangan-kekurangan yang ada pada dirinya, banyaknya dosa yang telah dia perbuat, dan banyaknya kenikmatan-kenikmatan yang Allah berikan kepada dia. 

Kalau antum paham bacaan-bacaan seperti ini ya, betapa khusyuknya shalat antum. Kalau tidak paham, sulit untuk khusyuk. 

8) Dzikir yang kedelapan: 

❲ سُبْحَانَ ذِي الْجَبَرُوْتِ وَالْمَلَكُوْتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ ❳ ، وَهَذَا وَمَا بَعْدَهُ كَانَ يَقُوْلُهُ فِيْ صَلَاةِ اللَّيْلِ . 

Bacaan yang kedelapan ini sampai yang terakhir/bacaan yang kedelapan dan bacaan-bacaan setelahnya, ini dahulu dibaca oleh Rasulullah ﷺ di shalat malamnya. 

❲ سُبْحَانَ ذِي الْجَبَرُوْتِ وَالْمَلَكُوْتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ ❳ 

"Maha Suci Dzat pemilik keperkasaan, kerajaan, kebesaran, dan keagungan" 

Ya seperti ini bukan berarti harus dibaca sekali. Di sini tidak ada keterangan berapa dibaca, bukan berarti harus dibaca sekali, tidak. Kita boleh mengulang-ulangnya karena tidak ada pembatasan. Ya sehingga kita lakukan secara bebas. Kita baca sekali tidak masalah, 3x tidak masalah, 10x tidak masalah, atau kita tidak hitung juga tidak ada masalah, karena tidak ada pembatasan. 

9) Yang kesembilan, ini juga dahulu dibaca oleh Rasulullah ﷺ di shalat malamnya. 

Ustadz kalau dibaca di shalat malamnya, apa tidak boleh dibaca di shalat fardhu? Kita katakan: boleh. Kita katakan boleh, tidak ada masalah. Yang boleh dibaca di shalat malam, boleh untuk kita baca di shalat yang lainnya. Pada asalnya demikian. Kecuali ada dalil yang menjelaskan perbedaan itu. Seperti misalnya doa istiftah. 
Dahulu Rasulullah ﷺ kadang-kadang membaca doa istiftah panjang. Kadang membaca doa istiftah dengan doa yang panjang. Ini jangan kita lakukan ketika menjadi imam di shalat fardhu, nanti dikira kita malah lupa. Karena Rasulullah ﷺ dahulu mencontohkannya; ketika shalat fardhu Beliau membaca doa istiftah yang pendek, ada dalil itu. Tapi kalau tidak ada dalil seperti itu, yang membedakan antara shalat fardhu dengan shalat malam, maka pada asalnya bacaannya bisa disamakan. Maksudnya bacaan-bacaan yang dibaca di shalat malam bisa kita baca di shalat fardhu. Pada asalnya demikian. Kecuali ada dalil yang membedakan seperti yang saya contohkan tadi. 

Yang kesembilan: 

❲ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ❳ 

"Maha Suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Engkau." 

10) Yang kesepuluh: 

❲ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ ❳ 

"Ya Allah, ampunilah aku, apa yang aku rahasiakan dan aku tampakkan (dari kejelekan/dosa)" 

11) Yang kesebelas: 

❲ اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا ، [ وَفِي لِسَانِي نُورًا ] ، وَاجْعَلْ فِي سَمْعِي نُورًا ، وَاجْعَلْ فِي بَصَرِي نُورًا ، وَاجْعَلْ مِنْ تَحْتِي نُورًا ، وَاجْعَلْ مِنْ فَوْقِي نُورًا ، وَعَنْ يَمِينِ نُوْرًا ، وَعَنْ يَسَارِي نُوْرًا ، وَاجْعَلْ أَمَامِي نُورًا ، وَاجْعَلْ خَلْفِي نُورًا ، [ وَاجْعَلْ فِي نَفْسي نُورًا ] ، وَأَعْظِمْ لِي نُورًا ❳ 

"Ya Allah, jadikanlah di dalam hatiku cahaya, jadikanlah di lisanku cahaya, di pendengaranku cahaya, di penglihatanku cahaya, di bawahku cahaya, di atasku cahaya, di sebelah kananku cahaya, di sebelah kiriku cahaya, di sebelah depanku cahaya, di sebelah belakangku cahaya, jadikanlah pada diriku ada cahaya dan agungkanlah untukku cahaya." 

Intinya, ini adalah doa, meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala supaya Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan cahaya kepada kita. Sehingga di dalam kehidupan ini hati kita menjadi bahagia. Ya kalau ada cahaya, sebagaimana kita di ruangan, kalau ruangannya gelap, tidak ada cahaya, maka hati kita akan gelisah, takut, tidak tenang. 

Berbeda kalau ruangan ini menjadi ruangan yang terang. Kalau redup pun keadaannya lain. Semakin terang semakin kelihatan, atau semakin enak rasanya. Cahaya yang ada di dalam hati kita juga demikian. Atau di sekitar kita yang kita minta dari Allah Subhanahu wa Ta'ala seperti ini. Itu akan mempengaruhi hati kita. Hati menjadi tenang, menjadi bahagia. 

Begitu pula ketika berjalan, maka jalan kita akan menjadi lurus kalau ada cahayanya. Berbeda kalau kita berjalan di jalan yang gelap, bagaimana jalannya kita? Bisa melenceng, bisa menyimpang. Untuk disuruh jalan lurus kita sulit. Berbeda kalau kita sudah ada cahaya itu, maka jalan kita akan lurus ke surga Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

_____ 

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Ala. 

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang. 

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════  

📣 Official Account Grup Islam Sunnah 

📱 Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
📷 Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
🌐 WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
📧 Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
🎥 YouTube: bit.ly/grupislamsunnah


Audio ke-109 : Pembahasan tentang Sujud Bag 11 ~ Macam Bacaan Dzikir dalam Sujud Bag 06

╔══❖•ೋ°📖° ೋ•❖══╗
                     Whatsapp              
         Grup Islam Sunnah | GiS
          *☛ Pertemuan ke-109*
╚══❖•ೋ°👥° ೋ•❖══╝

🌏 https://grupislamsunnah.com/

🗓 KAMIS
        12 Jumadil Awwal 1443 H
        16 Desember 2021 M

👤  Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny M.A. حفظه الله تعالى

📚  *Kitab Shifatu Sholatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Minattakbiri ilattaslim ka-annaka Taroha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir sampai Salamnya seakan-akan Anda Melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani -Rahimahullah.*

💽 Audio ke-109 : Pembahasan tentang Sujud Bag 11 ~ Macam Bacaan Dzikir dalam Sujud Bag 06

═════════════════ 

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
الْحَمْدُ لِلهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ. 

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus, kitab yang ditulis oleh Asy Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu Ta'ala. Kitab tersebut adalah kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Minattakbiri ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi ﷺ Mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).
(Kita sampai pada, -ed) pembahasan masalah dzikir-dzikir yang disyariatkan untuk dibaca ketika sujud. 

- Pembahasan masalah dzikir-dzikir yang disyariatkan untuk dibaca ketika sujud - 

Dzikir-dzikir yang dibaca ketika sujud ini sangat banyak. Di antara bacaan tersebut: 

12) Doa yang paling akhir, yang disebutkan oleh Syaikh Albani rahimahullahu Ta'ala di dalam Kitab beliau ini: 

❲ [ اَللَّهُمَّ ] [ إِنِّيْ ] أَعُوْذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَ [ أَعُوْذُ ] بِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوْبَتِكَ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْكَ، لاَ أُحْصِيْ ثَنَاءً عَلَيْكَ، أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ ❳ 

_"Allaahumma innii a'uudzu biridhooka min sakhothika, wa bimu'aafaatika min 'uquubatika, wa a'uudzu bika minka, laa uhshii tsanaa-an 'alaika, anta kamaa ats-naita 'alaa nafsik"_ 

"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada keridhoan-Mu dari kemurkaan-Mu, dan aku berlindung kepada ampunan-Mu dari siksaan-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari azab-Mu, aku tidak mampu menghitung pujian kepada-Mu, karena Engkau adalah sebagaimana pujian Engkau terhadap diri-Mu." 

Maksudnya "aku tidak mampu menghitung pujian kepada-Mu", maksudnya: "aku tidak mampu memuji-Mu dengan pujian yang pantas untuk-Mu ya Allah". 

Sebanyak apapun pujian yang kita berikan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka pujian tersebut tidak sesuai dengan kemuliaan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kemuliaan Allah lebih dari itu. 

Makanya para ulama mengatakan, kata-kata sebagian orang yang berdoa dengan doa yang mengatakan: 

الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِؤُ مَزِيْدَهُ. 

"Aku memuji-Mu dengan pujian yang sebanding dengan nikmat-Mu" 

[ حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِؤُ مَزِيْدَهُ ]
Kata-kata ini tidak pantas bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan para ulama sudah menjelaskan masalah ini. 

Yang tidak pantas 
bukan [ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ ]-nya, 
tapi kata-kata [ حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِؤُ مَزِيْدَهُ ]. Dan kata-kata ini tidak dari Rasulullah ﷺ . 
Ya [ حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ ] -nya, ini yang tidak pantas (dengan pujian yang bisa membalas dengan pantas semua nikmat Allah Subhanahu wa Ta'ala); [ وَيُكَافِؤُ مَزِيْدَهُ  ] (dan bisa membalas semua tambahan-tambahan nikmat Allah Subhanahu wa Ta'ala). 

Ini sesuatu yang tidak pantas, tidak sopan. Karena apa? Sebanyak apapun pujian, sebaik apapun pujian, sebesar apapun pujian (yang) kita berikan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, tidak akan bisa sesuai dengan nikmat-nikmat-Nya. Nikmat-Nya jauh lebih besar dari pujian-pujian kita. 

Begitu pula tambahan-tambahan kenikmatannya, jauh lebih besar daripada pujian-pujian kita. Coba lihat ya kita, berapa kenikmatan yang Allah berikan kepada kita? Setiap detik kita merasakan nikmat tersebut. Tapi pujian kita kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala apakah setiap detik? Tidak. 

Walaupun setiap detik kita memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka kenikmatan yang Allah berikan kepada kita tetap lebih banyak. Dalam 1 detik misalnya, berapa kenikmatan yang kita rasakan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala? Ada kenikmatan mata, ada kenikmatan telinga, kenikmatan lisan, kenikmatan sehat. Ini apa bisa antum memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan semua kenikmatan tersebut dalam 1 detik itu? Tidak mungkin. 

Kalau antum setiap detik memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala, itu pun masih tidak bisa menutup atau membalas kenikmatan Allah Subhanahu wa Ta'ala, atau memuji kenikmatan tersebut dengan pujian yang pantas. 

Makanya kata-kata [ حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِؤُ مَزِيْدَهُ ] dikatakan oleh para ulama, ini kata-kata yang tidak pantas, tidak sopan, diucapkan untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala (aku memuji kepada-Mu ya Allah dengan pujian yang bisa menutup kenikmatan-kenikmatan, yang bisa membalas dengan pantas kenikmatan-kenikmatan-Mu dan tambahan kenikmatan-kenikmatan-Mu). Ya ini sangat tidak pantas diucapkan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Apabila ada di antara kita yang terbiasa dengan bacaan ini, sebaiknya dihindari. Katakan: 

❲ لاَ أُحْصِيْ ثَنَاءً عَلَيْكَ، أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ ❳ 

sebagaimana dicontohkan oleh Nabi kita Muhammad ﷺ. 

"Aku tidak mampu menghitung pujian-pujian untuk-Mu"
Maksudnya: "Aku tidak mampu memuji-Mu dengan pujian yang Engkau pantasi". 

❲ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ ❳ 

"Engkau ya Allah, kemuliaan-Mu itu sebagaimana pujian-Mu terhadap diri-Mu sendiri." 

(Maksudnya, -ed): "Engkau yang bisa memuji dengan pujian yang pantas untuk diri-Mu. Hanya Engkau. Sedangkan kami tidak mampu memberikan pujian kepada-Mu dengan pujian yang pantas untuk-Mu." 

Ini yang dituntunkan oleh Nabi kita Muhammad ﷺ , dan ini maknanya lebih tinggi. 

❲ لاَ أُحْصِيْ ثَنَاءً عَلَيْكَ ، أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ ❳ 

Thayyib. 
Inilah bacaan-bacaan yang disyariatkan untuk kita baca ketika kita sujud. Silahkan memilih bacaan-bacaan ini. 

Jadi para ulama ada yang mengatakan kita tidak boleh menggabung bacaan-bacaan ini di dalam sujud kita; ada yang mengatakan boleh kita menggabung bacaan-bacaan ini dalam sujud kita. 

Yang mengatakan tidak boleh menggabung bukan berarti tidak boleh membaca semuanya, harus memilih salah satu, kemudian yang lain ditinggalkan. Tidak seperti itu. Maksud mereka kalau di dalam suatu shalat kita membaca bacaan tertentu, maka baca yang itu. Nanti di shalat lain baca bacaan yang lain, di shalat lain lagi baca yang lain lagi. Ini lebih afdhal. 

Adapun menggabung, maka tidak disyari'atkan. Di antara yang memilih pendapat ini Syaikh Albani rahimahullahu Ta'ala. Syaikh Utsaimin memilih pendapat ini. 

Ada yang mengatakan boleh digabung. Di antara yang memilihnya adalah Imam Nawawi rahimahullahu Ta'ala. Dan pendapat Imam Nawawi -wallahu a'lam- menurut saya lebih kuat, karena tidak ada batasan, tidak ada batasan dalam menggabungkan bacaan-bacaan ini. Sebagaimana bacaan tersebut bisa dibaca dengan sendiri, begitu pula bisa dibaca dengan bacaan-bacaan yang lainnya. 

______ 

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Ala. 

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang. 

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════  

📣 Official Account Grup Islam Sunnah 

📱 Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
📷 Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
🌐 WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
📧 Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
🎥 YouTube: bit.ly/grupislamsunnah