Selasa, 09 November 2021

Audio ke-83: Pembahasan Membaca Al-Qur'an dengan Tartil dan Memperbagus Suara ketika Membacanya Bag 05

╔══❖•ೋ°📖° ೋ•❖══╗
                     Whatsapp              
         Grup Islam Sunnah | GiS
          *☛ Pertemuan ke-83*
╚══❖•ೋ°👥° ೋ•❖══╝ 

🌏 https://grupislamsunnah.com/ 

🗓 RABU
        05 Rabi'uts Tsani 1443 H
        10 November 2021 M

👤  Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny M.A. حفظه الله تعالى 

📚    *Kitab Shifatu Sholatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Minattakbiri ilattaslim ka-annaka Taroha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir sampai Salamnya seakan-akan Anda Melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani -Rahimahullah.* 

💽  Audio ke-83: Pembahasan Membaca Al-Qur'an dengan Tartil dan Memperbagus Suara ketika Membacanya Bag 05 

══════════════════    

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه ومن تبع هداه 

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus yang ditulis oleh Asy Syaikh Al Albani rahimahullah, yakni kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'alaihi wa Sallam Minattakbiri ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi Mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).

Kita dalam pembahasan 

[ تَرتِيلُ القراءةِ وَتَحْسِيْنُ الصَّوْتِ بها ] 

"Membaca Al-Qur’an dengan tartil dan membaguskan suara ketika membaca Al-Qur’an" 

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Abu Musa Al Asy'ari, 

❲ لو رأيتني وأنا أستمع لقراء تك البارحة، لقد أوتيت مزمارا من مزامير آل داود ❳
  
Kata Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, "Wahai Abu Musa, seandainya tadi malam engkau melihat aku ketika aku mendengar bacaan Al-Qur’anmu, sungguh engkau telah diberi suara yang sangat bagus dari suara-suaranya Nabi Daud." 

Nabi Daud itu suaranya sangat bagus sekali, dan kalau mengiramakan sesuatu terdengar sangat enak sekali. Sahabat Abu Musa Al Asy'ari juga demikian. Beliau suaranya indah dan ketika melakukan Al-Qur’an atau mengiramakan bacaan Al-Qur’an juga sangat indah sekali, sampai Rasulullah takjub. Dan Rasulullah sangat mencintai bacaan sahabat Abu Musa Al Asy'ari. 

Pernah beliau diperintahkan oleh Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk membaca Al-Qur’an. Kemudian sahabat Abu Musa Al Asy'ari mengatakan, "Wahai Rasulullah, bukankah Al-Qur’an diturunkan kepadamu, kenapa saya yang harus membacanya?" 

Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan, "Saya ingin mendengar bacaanmu." 

Ketika sampai pada ayat yang menjelaskan tentang Nabi kita Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa sallam bahwa Beliau diutus kepada umatnya dan akan menjadi saksi bagi umatnya, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menangis karena merenungi bacaan dari sahabat Abu Musa Al Asy'ari. 

Setelah itu, ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan, "Wahai Abu Musa, kalau saja engkau tadi malam tahu aku mendengar bacaanmu secara langsung dan engkau mendengar dengan bacaan yang sangat indah sekali." 

Abu Musa mengatakan, 

[ لو علمت مكانك ، لحبرت لك تحبيرا ] 

Beliau mengatakan, "Seandainya saja aku mengetahui aku sadar bahwa engkau mendengar bacaanku, maka aku akan lebih mengindahkannya lagi." 

Inilah Abu Musa Al Asy'ari Radhiallahu 'anhu. 

Ini tentang melakukan atau membaca Al-Qur’an dengan irama yang indah, bahwa itu merupakan sunnah Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau sendiri melakukannya. Beliau juga menganjurkannya kepada umatnya dan Beliau mentaqrir perbuatan sahabat Abu Musa Al Asy'ari yang membaca dengan indah, bahkan beliau memujinya. Maka hendaklah kita berusaha ketika membaca Al-Qur’an, kita indahkan bacaan kita tapi jangan berlebihan. 

Ustadz, maksudnya bagaimana "jangan berlebihan"? 
Jangan iramanya yang didahulukan, tajwidnya ditinggalkan. Kita benar tetap berusaha mengindahkan irama bacaan kita, tapi tetap memperhatikan tajwid. 

Kalau misalnya mad-nya thobi'i, dibaca mad thobi'i, jangan dipanjangkan. Dua ketukan dua ketukan, dua harakat ya dua harakat. Jangan jadi tiga harakat, jangan jadi empat harakat karena mengikuti irama. 

{ وَالشَّمْسِ وَضُحٰهَاۖ } 

Ini mengikuti irama. { وَضُحٰهَاۖ }  [ ح ] nya itu harusnya dua harakat, tidak bisa kita baca empat harakat. 

Maka jangan terlalu mengikuti irama sehingga mengorbankan tajwid. Kita jaga tajwid tapi kita perindah dengan irama. Irama yang mengikuti, bukan tajwid yang menjadi pengikut. 

Karena ana melihat beberapa orang demikian. Jadi karena ingin membaguskan atau mengindahkan irama bacaan Al-Qur’an sampa-sampai mengorbankan tajwid. Ini juga suatu kekeliruan. 

Membaca dengan tajwid sebagaimana dikatakan oleh para ulama qiroat, itu wajib, bagi yang mampu tentunya. Bagi yang tahu, itu wajib membaca Al-Qur’an dengan tajwid. 

Sedangkan mengiramakan Al-Qur’an itu sunnah. Membaca Al-Qur’an dengan irama yang indah itu sunnah, tidak sampai pada derajat wajib. Jangan sampai kita mendahulukan yang sunnah kemudian meninggalkan yang wajib . 

Kalau kita tidak bisa membaca dengan irama, kalau kita membaca dengan tajwid maka dahulukan tajwidnya. Dahulukan tajwidnya, walaupun iramanya kurang indah. Jangan sampai mendahulukan iramanya kemudian mengorbankan tajwidnya. 

_____ 

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Ala. 

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang. 

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════   

📣 Official Account Grup Islam Sunnah  

📱 Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
📷 Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
🌐 WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
📧 Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
🎥 YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar