Selasa, 14 September 2021

Audio ke-43 : Pembahasan Doa Istiftah ~ Macam Doa Istiftah Keenam dan Ketujuh

╔══❖•ೋ°📖° ೋ•❖══╗
                    Whatsapp              
       Grup Islam Sunnah | GiS
           ☛ Pertemuan ke-43
╚══❖•ೋ°👥° ೋ•❖══╝

🌏 https://grupislamsunnah.com/

🗓 Rabu
         08 Shafar 1443 H
         15 September 2021 M

👤  Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny M.A. حفظه الله تعالى

📚    Kitab Shifatu Sholatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Minattakbiri ilattaslim ka-annaka taroha (Sifat Shalat Nabi mulai dari takbir sampai salamnya seakan-akan Anda melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani -Rahimahullah.

💽   Audio ke-43 : Pembahasan Doa Istiftah ~ Macam Doa Istiftah Keenam dan Ketujuh
═══════════════════    

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه ومن تبع هداه 

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus yang ditulis oleh Asy Syaikh Al Albani rahimahullah, yakni kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam Minattakbiri ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi Mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya). 

Kita sampai pada pembahasan doa-doa istiftah. 

Doa istiftah yang keenam yaitu dengan membaca: 

سُبْحَانَكَ اللهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، تَبَارَكَ اسْمُكَ، وَتَعَالَى جَدُّكَ، وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ 

_"Maha Suci Engkau ya Allah, aku memujiMu, Maha Berkah akan nama-Mu, Maha Tinggi kekayaan dan kebesaranMu, tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau semata-mata."_ 

kemudian menambahinya dengan: 

لَا إِلهَ إِلَّا الله  3x

_"Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah"_ 

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا  3x 

_"Allah Maha Agung lagi Maha Besar"_ 

Ini doa istiftah yang keenam. 

7. Doa istiftah yang ketujuh: 

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِله كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا 

_"Allah Maha Agung lagi Maha Besar, segala puji yang begitu banyak hanya milik Allah, Mahasuci Allah pada pagi hari dan sore hari."_ 

Ini juga sangat singkat, namun ini juga mempunyai keutamaan khusus yang disebutkan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam, bahwa pernah salah seorang sahabat membuka shalatnya dengan doa istiftah ini dan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam mengatakan kepadanya: 

(( عَجِبْتُ لَهَا فُتِحَتْ لَهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ )) 

"Saya kagum dengan doa tersebut karena langit-langit atau pintu-pintu langit dibuka untuknya." 

Pintu-pintu langit dibuka ketika orang tersebut membaca doa istiftah ini. 

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِله كَثِيرًا،
 وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا 

Ini doa istiftah yang sangat ringkas dan keutamaannya sangat besar. Ada sebagian orang yang mengatakan hadits ini menunjukkan bahwa kita boleh melakukan bid'ah karena terlihat sahabat ini seperti membuat doa istiftah sendiri dan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam membolehkannya. Makanya Rasulullah heran ada pintu langit dibuka. 

Orang tersebut mengatakan demikian. Ketika seorang sahabat dibolehkan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam membuat-buat doa istiftah sendiri, berarti boleh melakukan bid'ah, berarti sebagian bid'ah ada yang hasanah. 

Ada juga berdalil dengan hadits lain, mengatakan: Di antara dalil adanya bid'ah hasanah adalah perbuatan sahabat Bilal. Ketika Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepadanya, "Wahai Bilal, aku tadi malam mendengar suara sandalmu di surga, apa yang engkau lakukan?" Kemudian sahabat Bilal mengatakan, "Tidaklah aku berwudhu kecuali setelah itu aku shalat dua rakaat". 

Dia mengatakan, berarti Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam tidak tahu ibadah yang dilakukan oleh Bilal ini. Berarti Bilal membuat-buat ibadah sendiri tapi Rasulullah tidak mengingkarinya. Berarti ini menunjukkan bahwa boleh melakukan ibadah-ibadah dengan kreasi sendiri sehingga ada bid'ah yang hasanah. 

Ia juga mengatakan bahwa ada salah seorang sahabat yang setiap shalatnya menutup bacaan suratnya dengan { قُلْ هُوَ اللهُ أَحَد }

kemudian diingkari oleh sahabat yang lainnya dan dilaporkan/diadukan kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam mengatakan kepada orang yang mengadu ini, "Panggil dia dan tanya kenapa dia melakukan hal tersebut". Sahabat tersebut mengatakan, "Karena aku mencintai Allah Subhanahu wa Ta'ala dan di surat tersebut dari awal sampai akhir menjelaskan tentang Allah Subhanahu wa Ta'ala". 

Surat Al-ikhlas dari awal sampai akhir menjelaskan tentang Allah Subhanahu wa Ta'ala. Maka Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam ketika itu mengatakan, "Katakan kepadanya bahwa Allah juga mencintai dia". Dia mengatakan perbuatan ini adalah kebaikan, tidak diketahui oleh nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam dan Beliau akhirnya menyetujuinya. Berarti menunjukkan bahwa boleh bagi kita berkreasi dalam ibadah, berarti ada bid'ah hasanah di sana. 

Kemudian membawakan banyak sekali atsar-atsar, ini semuanya syubhat, dan setiap dalilnya bisa dijawab. Bisa dijawab dengan kaidah yang jelas bahwa para sahabat itu mempunyai keistimewaan melebihi yang lainnya karena mereka hidup bersama nabi kita Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam. 

Ketika mereka hidup bersama Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam maka Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam ada kemungkinan menyetujuinya, ada kemungkinan mengingkarinya. 
Sehingga ketika ada ijtihad-ijtihad dari sebagian sahabat, melakukan sesuatu yang mungkin tidak lazim ketika itu, bukan berarti semua yang dilakukan mereka benar. Tapi kebenarannya menunggu persetujuan dari nabi kita Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam. 

Makanya ada sebagian dari sahabat yang lain mereka juga berijtihad untuk melakukan ibadah, tapi akhirnya dilarang oleh nabi kita Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam. Ada yang berijtihad dengan tayammum. Tayammumnya bagaimana? Masuk ke pasir, semuanya dikenai pasir di dalam tubuhnya semuanya, karena tidak tahu caranya/bagaimana caranya bertayammum untuk mensucikan dirinya dari hadats besar. 
Akhirnya dia berijtihad sendiri dengan bertayammum dan bertayammumnya menjadikan pasir tersebut mengenai semua jasadnya sebagaimana ketika mandi besar dia harus menjadikan air mengenai semua jasadnya. Diingkari oleh nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam. 

Begitu pula tiga orang yang datang ke rumah nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam; yang satunya ingin shalat semalam suntuk, yang satunya ingin puasa selama-lamanya, yang satunya ingin fokus ibadah dan tidak mau menikah. Diingkari oleh nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam ijtihadnya dan mengatakan: 

(( فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي )) 

"Barang siapa yang benci kepada sunnahku, kepada tuntunanku, maka dia bukan dari golonganku". 

Diingkari oleh nabi kita Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam. 

Ada seorang sahabat yang lain ingin fokus ibadah sehingga dia ingin menghilangkan syahwatnya dengan memotong dzakarnya "tabattul" namanya, agar tidak punya syahwat sehingga bisa fokus ibadah. Dilarang oleh nabi kita Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam. 

Sehingga ijtihad dalam masalah ibadah ini adalah kekhususan para sahabat. 
Kenapa menjadi kekhususan para sahabat? 
Karena ketika itu masih ada Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam, sebagaimana meminta doa kepada Rasulullah. Ini kekhususan para sahabat ketika Rasulullah masih hidup. 

Adapun kita sekarang, tidak memungkinkan hal tersebut. 
Boleh tidak seorang sahabat pergi ke Rasulullah untuk meminta doa? Boleh, karena Rasulullah masih hidup ketika itu.
Tapi kita sekarang tidak memungkinkan lagi untuk melakukan hal yang sama karena keadaannya memang lain. 

Begitu pula ijtihad-ijtihadnya para sahabat tersebut, memang dibolehkan. Kenapa dibolehkan? Karena hal tersebut masih memungkinkan; karena adanya Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam di tengah-tengah mereka, yang dengan Beliau seseorang bisa tahu apakah amalannya benar ataukah amalannya salah karena persetujuan atau pengingkaran nabi kita Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam. 

Sehingga jangan disamakan antara kita dengan para sahabat karena keadaan yang berbeda. Syubhatnya seperti itu. Ini di antara syubhat yang mungkin kuat, dipandang kuat bagi sebagian orang untuk membolehkan bid'ah hasanah. Tapi sebenarnya syubhat ini syubhat yang lemah. Syubhat ini intinya menyamakan antara kita dengan sahabat nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam. 

Kemudian setelah itu kalau sahabat Rasulullah boleh melakukan ijtihad-ijtihad yang demikian, berarti kita juga boleh melakukan ijtihad-ijtihad yang demikian. 
Kita katakan ada perbedaan yang sangat mendasar. Kalau para sahabat nabi Muhammad salallahu 'alaihi wasallam, mereka ada Rasulullah salallahu alaihi wasallam yang bisa membenarkan dan menyalahkan mereka, sedangkan kita tidak demikian, tidak ada Rasulullah salallahu 'alaihi wa sallam. 

Dan Rasulullah sudah memberikan kaidah kepada kita dengan kaidah yang sangat umum, 

(( وَإِيَاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُوْرِ )) 

"Jauhilah oleh kalian perkara-perkara baru dalam agama"

Dalam hadits yang lain Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

(( مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ )) 

"Barangsiapa yang melakukan amalan yang tidak sesuai dengan tuntunan kami, maka amalan tersebut ditolak" 

Mudah-mudahan bisa dipahami dengan baik. 

Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga  menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Alaa. 

InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang. 

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════  

📣 Official Account Grup Islam Sunnah 

📱 Fanpage: web.facebook.com/grupislamsunnah
📷 Instagram: instagram.com/grupislamsunnah
🌐 WebsiteGBS: grupbelanjasunnah.com
📧 Telegram: t.me/s/grupislamsunnah
🎥 YouTube: bit.ly/grupislamsunnah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar